Mendengar kata peninggalan bersejarah mungkin yang terlintas dalam pikiran kita adalah museum. Museum merupakan tempat dimana banyak sekali menyimpan koleksi-koleksi bersejarah dengan kondisi yang masih utuh dan terawat dengan baik. Ini merupakan salah satu daya tarik bagi pengunjung ketika mendatangi sebuah museum. Pengunjung bisa mendapatkan pengetahuan baru sekaligus dapat melihat seperti apa wujud bendanya. Salah satu benda bersejarah itu adalah alat pencetak kue apem tradisional yang saat ini ada di Museum History of Java.
Mengenal Sejarah Alat Pencetak Kue Apem Tradisional di Museum History of Java
Tentu kita tidak asing dengan jajanan kue Apem. Kue Apem merupakan salah satu makanan tradisional dengan cita rasa yang gurih dan berbentuk bundar pipih. Sampai pada saat ini pun, kue Apem masih menjadi salah satu jajanan tradisional yang banyak diminati masyarakat. Kue Apem ini bermula ketika Ki Ageng Gribig, keturunan Prabu Brawijaya membawa kue Apem saat kembali dari tanah suci sebagai bentuk oleh-oleh. Karena jumlahnya sedikit, kue Apem ini dibuat oleh isterinya dan dibagikan kepada penduduk setempat.
Kue Apem ini berasal dari bahasa Arab yaitu afuum, yang berarti pemberian maaf atau pengayoman dengan tujuan agar masyarakat terdorong untuk memohon ampunan kepada Sang Pencipta. Kue ini sangat lekat dengan orang jawa karena pada jaman dahulu, kue ini tidak hanya dipandang sebagai makanan saja, tetapi juga sebagai bentuk doa untuk memperoleh pengampunan.
History Of Java Museum
Information & Reservation Center
W.a C.s.0857.4822.8300
No comments:
Post a Comment